Lips

Ia menatapku dengan cinta yang pekat, seperti api yang membakar kayu hingga asapnya membumbung rapat. Aku takluk pada kedua bola matanya. Pada kedua tangannya, aku menyerahkan ragaku. Sementara masa lalu perlahan terberai dari ingatan, dan masa depan tak lagi kuragukan. Bibirnya berjungkit simetris, sembari dua lengannya merengkuh pinggangku erat. Di pelipir ranjang sempitnya, aku berdiri dengan gelora yang meluap.

Punggung jemarinya berjalan di pelipis, menuju pipi, menyentuh dagu dan membawanya mendekat padanya. Tidak ada satupun diantara kami yang berlagak polos. Diriku mengerti apa yang ia inginkan. Sementara tungkai kananku menaiki ranjang hingga jarak kami merapat, dua tanganku melingkar pada lehernya. Ia menyeringai, juga denganku. Pada jangka yang makin nihil, aku menutup mata. Membiarkan hasrat kami melanjutkan acara.

Bibirnya yang dingin dan kasar memagutku. Mulanya kecupan-kecupan kecil berkali-kali. Sembari tangannya mengular sepanjang punggungku, ia semakin melumat habis bibirku. Aroma kayu manis dari lehernya melenyapkan akal, sementara aku tak ambil pusing untuk memungutnya kembali. Malam kian beringsang, dengan lenguhanku tiap lidahnya menari, dan detak dari arloji Fossil miliknya.

Ciumannya berhenti. Aku kelimpungan menarik nafas. Terengah, tapi bahagia. Di mataku, ia sempurna.

“I like your lips…” bisiknya.

Aku menyengir, memainkan lidah sepanjang bbir. “I like my lips too…” balasku, lantas kedua telapak tanganku meraih pipinya, mengecupnya kembali sekali lagi. “Especially when they touch yours…”

2 thoughts on “Lips

  1. Halo kak Adis, aku Sher, salam kenal 🙂

    Aku suka temanya yang dewasa, suasananya dapet banget, terus tiba-tiba ditutup sama kalimat percaya diri yang manis 👍👍

    • Halo sher 🙂
      Semoga kamu tidak kagok baca tema yg seperti ini, seperti aku yg agak kagok menulus karena sudah lama tidak menulis apapun. :))
      Thanks sudah membaca, dan suka dengan tulisanku ♡♡♡
      Hope you can read more stories from my future posts. 🙂

.:: Leave a Note ::.